Senin, 23 Juli 2012

Lumpur & Duri

Suatu pagi, dua orang berjalan di bibir pantai. Yang satu mengeluh merasa tidak enak lantaran kakinya selalu menginjak pasir berlumpur. Bahkan, pasir berlumpur itu merendam dan menempel di telapak kakinya, sehingga ia merasa tidak nyaman berada di situ lama-lama. Lantas, ia mengajak temannya segera naik ke atas bukit.

Di bukit, ia juga mengeluh sebab semak belukar di dekatnya penuh pohon berduri yang tajam. bahkan, beberapa duri berserakan dan ada yang menusuk telapak kakinya hingga berdarah. Ia lantas mengajak temannya mencari tempat lain yang lebih aman, nyaman, dan menyenangkan.

Akan tetapi, temannya kesal, dan berkata, "Yang kamu pikirkan selalu yang tidak enak. Coba buka mata hatimu, dan rasakan yang enak-enak." Temannya menunjuk beberapa orang di pantai sedang menangguk ikan serta bijih emas dan berlian. Juga ditunjuknya orang yang sedang memetik mawar di antara pohon duri. "Lihat, mereka tidak mengeluh. Mereka justru senang karena menemukan sesuatu yang berharga," katanya.

Terkadang, di suatu tempat dan situasi tertentu kita merasa tidak nyaman. Juga, tidak betah. Namun, coba lihat dari sisi lain, siapa tahu ada sesuatu yang berharga dan menyenangkan. Bijih emas dan berlian ada di pasir berlumpur yang kotor, dan bunga mawar yang indah ada di sela-sela pohon duri yang tajam, bahkan pohon bunga mawar itu pun berduri.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger